Halaman

Minggu, 29 Juni 2014

Ringkasan kotbah : Let Us Live for Eternity

Ringkasan kotbah
Pembicara : Pdt. Samsekota
Salt & Light Community tanggal 23 juni 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : Marilah kita hidup untuk masa kekekalan 

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah. (1 Pterus 1 : 13-21)

Akhir dari hidup seseorang setelah kehidupan di dunia ini hanya ada 2 yaitu Surga dan Neraka. Dan tidak seorangpun yang ingin hidup di neraka. Semua orang ingin hidup di bersama Bapa yang mengasihi kita di Surga. Oleh sebab itu karena Surga adalah sebuah pilihan / keinginan maka hari-hari ini kita harus hidup dalam persiapan dengan tujuan agar kita bisa hidup dalam masa kekekalan bersama Bapa di Surga.

Surga merupakan akhir dari penderitaan dunia, di sana kita akan mengalami kebahagiaan selama-lamanya. Di sana semuanya telah disediakan oleh Bapa di Surga.

Terdapat 3 karakteristik dari orang-orang yang dipersiapkan Roh Kudus untuk masuk Surga.

1. Orang-orang yang hidup dalam pengharapan

“Hari esok kita akan lebih dahsyat daripada hari ini kita” 


Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. 

Orang orang ini meletakkan seluruh pengharapannya untuk hari esok. Bagaimana ? Mengapa ?

“Kita akan menerima kasih karunia yang terakhir” 

Ini adalah sebuah pengharapan yang sangat luar biasa !!! Kasih karunia yang terakhir adalah :

“Kita akan menjadi sama seperti Yesus Kristus !” 

Ini adalah kasih karunia yang terakhir yang akan diterima oleh orang berpengharapan pada waktu penyataan Yesus Kristus. KedatanganNya sudah dekat. Hanya orang yang telah menjadi sama seperti Yesus Kristus yang akan bisa hidup bersama Bapa di Surga.

2. Orang-orang yang hidup dalam kekudusan

Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 

Kekudusan kita terdiri ata 3 fase :

Fase 1
Fase 3
Fase 2
Pada waktu kita menerima Yesus. Kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya. Tuhan hanya melihat Yesus di dalam diri kita tanpa melihat dosa kita di masa lalu (dibenarkan).
Pada waktu Yesus datang dengan kasih karunia terakhir. Kita akan mengalami kekudusan di mana kita sudah tidak mampu berbuat dosa dan kemudian hidup di Surga.  

Sebelum Yesus datang. Kekudusan yang terjadi terus menerus dalam kehidupan  dan menciptakan tranformasi rohani. Transformasi ini terjadi secara terus menerus sampai kasih karunia terakhir diterima. Kita tetap bisa hidup dalam kekudusan di tengah situasi dunia yang berdosa. 


Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

Ini adalah pernyataan Rasul Paulus, seorang rasul yang menyatakan dirinya adalah orang paling berdosa di antara semua rasul tetapi mengalami perubahan dan transformasi yang luar biasa melalui kekudusan yang terjadi secara terus menerus sehingga dia bisa berkata :

Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.

Bagaimana Rasul Paulus bisa mengalami tranformasi dalam kekudusan ?

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. 

Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. 

Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. 

Harus ada kerja sama antara manusia dan kasih karunia Tuhan melalui Roh Kudus untuk memampukan kita terus menerus bertransformasi dalam kekudusan. Kekudusan adalah standar untuk bisa hidup di Surga. Tetapi kedahsyatan Yesus bisa kita tampilkan selama kita hidup di dunia jika kasih karunia Allah bekerja kuat dalam diri kita untuk memampukan kita hidup dalam kekudusan.

3. Hidup dalam takut akan Allah

Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.

Kekekalan mempunyai arti pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban ini akan memberikan kepada kita sebuah rasa untuk hidup dalam takut akan Allah karena kita akan menghadapi tahta pengadilan Kristus bukan untuk sebuah penghukuman melainkan untuk sebuah evaluasi yang akan menentukan posisi dan mahkota kita di Surga. Bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita sehari-hari dan setiap talenta yang kita peroleh dan di tahta pengadilan nanti Yesus akan menentukan apakah kita layak bagi Dia untuk menerima mahkota kemenangan.

Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.

Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(pertanggungjawaban)


Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. (kiamat bagi orang yang tidak mempersiapkan kehidupannya untuk hidup di Surga-penghakiman untuk kematian kekal)


Dan setelah itu langit yang baru dan bumi yang baru turun dari Surga 

Be Salt and Be Light ! Let us live for eternity !


Related Post



Tidak ada komentar: