Halaman

Selasa, 15 Juli 2014

Ringkasan Kotbah : Persembahan Harta

Ringkasan kotbah
Pembicara : Pdt. Rudi Sirait
Salt & Light Community tanggal 30 Juni 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : Persembahan Harta 

Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. 

VS 

Hemat pangkal kaya 

Tindakan memberi adalah sebuah tindakan yang tidak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya, tetapi juga mampu dilakukan oleh orang yang berkekurangan (miskin).

Seorang Donald Trump pernah memberikan tip di sebuah restauran tempat dia makan sebesar $10.000 dan seorang pengemis yang memberikan seluruh uang yang dia punya untuk membantu korban gempa bumi di Tiongkok. Bagaimana kedua cerita ini bisa membantu kita untuk memahami tetantang tindakan memberi ?

Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.

Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (Mark 12 : 41-44)

Mengapa Yesus mengatakan bahwa apa yang diberikan oleh janda miskin ini lebih banyak daripada semua orang lain yang memberikan persembahan ?

1. Setiap persembahan mendapat perhatian dariTuhan.
Apa yang Anda berikan tidak pernah luput dari perhatian Tuhan. Hal ini berhubungan dengan pertanggungjawaban kita terhadap Tuhan karena harta yang kita dapatkan berasal dari Tuhan, bukan usaha kita sendiri.

Janda ini memberikan persembahan 2 peser (1 duit) dalam mata uang Yahudi (1/20-1/60 gaji sehari waktu itu). Itu berarti 1 dinar x 1/20. Misal 1 dinar = Rp 50.000 berarti sekitar Rp 4.000 – Rp 10.000. Jadi nilai mata uang bukanlah ukuran Tuhan untuk melihat dan menilai sebuah persembahan, ukuran hatilah yang dinilai Tuhan pada waktu seseorang memberikan persembahan (harta).

Janda (hera / kosong) mendapat perhatian khusus dari Tuhan, dan pada jemaat mula-mula perhatian dalam hal ini menjadi bagian penting dalam pelayanan (Kis 6, Kis 9 : 39, Yak 1:27, 1 Tim 5 : 3-16).

Janda yang diceritakan dalam Markus 12 adalah seorang janda yang miskin dalam arti sesungguhnya, dan hal ini yang membuat Tuhan kagum. Tetapi janda ini rupanya telah memahami konsep memberi dan menerima dengan baik.

2. Perintah untuk memberi tidak ditujukan hanya kepada orang kaya, tetapi juga terhadap orang miskin.

Dengan memberi kita akan membuat hati Tuhan gembira. Manusia lebih suka menerima daripada memberi, tetapi konsep Tuhan lebih baik memberi daripada menerima.

Ada beberapa konsep dalam memberi yang perlu diwaspadai untuk menghindari pergeseran hakekat dari memberi :

· Memberi karena tidak lagi menginginkan / tidak membutuhkan apa yang kita beri. Ini bukan jenis pemberian yang terbaik dan Tuhan menilainya bukan sebuah pemberian yang terbaik. Hal ini karena sifat Tuhan yang lebih melihat pada motivasi memberi.

· Memberi karena ingin membuangnya. Ini juga bukan pemberian yang terbaik.

· Memberi karena ingin mengikat.
· Memberi karena ingin menyuap.

· Memberi karena ingin pamer. Sebaiknya tangan kiri tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanan.

· Memberi karena keharusan. Bukan karena keterpaksaan (2 Kor 9:27).

Ketulusan hati merupakan dasar dari pemberian yang terbaik.

Etika ekonomi John Wesley :

1. Gain all you can. Terus tingkatkan dan raih semua potensi penghasilan yang bisa dicapai.

2. Save all you can. Menabung setiap penghasilan yang telah didapatkan.

3. Give all you can. Berikan sebanyak-banyaknya apa yang telah kita dapatkan.

Be Salt and Be Light ! Be a good receiver and an excellent giver !



Related Post



Tidak ada komentar: