Halaman

Minggu, 25 Mei 2014

Hati Nurani

Ringkasan kotbah
Pembicara : Pdt Edy Zakaria
Salt & Light Community tanggal 12 Mei 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : Hati Nurani


Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."
(Kis 23 :1)

Ayat di atas adalah sebuah prestasi kehidupan Rasul Paulus yang berhasil menjaga hati nuraninya tetap murni di hadapan Tuhan, sekalipun sebelum ayat ini tertulis Rasul Paulus telah mengalami banyak penderitaan dan pencobaan.

Hati Nurani / Consience

Hati nurani adalah sebuah kesadaran / ketahuan bersama antara Tuhan dan manusia yang berisikan kesadaran moral / etika yang membuat kita mengetahui antara yang benar dan tidak benar dan baik / jahat. Hati nurani memberikan ketenangan ketika kita hidup selaras dengan kehendak hati nurani tersebut. Tuhan meletakkan hal ini agar manusia bisa menjadi makhluk yang bermartabat, dan berbeda dengan ciptaan Tuhan yang lain.

Sejauh mana hati nurani bisa menjadi standar kebenaran dalam kehidupan Kristen ?

Apakah hati nurani sudah sedemikian efektif untuk membawa kita kepada kebenaran ?

Walaupun hati nurani bisa memberikan sebuah kesadaran yang menuntun kepada kebenaran, tetapi hati nurani tetap mempunyai keterbatasan yang membuatnya tidak bisa menjadi kemutlakan dalam kehidupan Kristen. Keterbatasan yang dimiliki oleh hati nurani tersebut adalah kenyataan bahwa hati nurani tersebut dapat dibungkam. Kekristenan akan menjadi sangat subyektif jika ukuran kebenaran tertinggi adalah hati nurani. Karena itu Firman Tuhan harus tetap menjadi ukuran / standar tertinggi kebenaran dalam kekristenan. Tetapi posisi hati nurani ini tetap tidak bisa diabaikan oleh kekristenan.

Keterbatasan Hati Nurani

Hati nurani bisa dibungkam secara gradual dengan mengabaikannya secara terus menerus ketika hati nurani berbicara di dalam hati kita. Dan dalam tahap selanjutnya hati nurani menjadi semakin lemah, hati nurani kehilangan kepekaannya. Seseorang bisa tidak merasa bersalah sedikitpun ketika sebuah kejahatan / kecurangan dilakukan.

Hati nurani bisa tercemari oleh nilai-nilai / ajaran-ajaran yang disampaikan oleh seseorang yang menurut kita berpengaruh entah itu sebuah nilai yang benar atau sebuah nilai yang salah. Sebuah nilai yang salah bisa menjadi sebuah kebenaran yang menutupi hati nurani dan membuat seseorang bisa dengan mudah dan tanpa rasa bersalah melakukan kejahatan atas dasar sebuah ajaran dari orang berpengaruh yang dianutnya.

Hal ini menjadi bukti bahwa hati nurani bisa salah. Jika kekristenan didasarkan secara mutlak atas hati nurani maka kekristenan bisa menjadi sangat subyektif, setiap orang bisa memunculkan kebenarannya sendiri-sendiri.

Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka (1 Tim 1 :19)

Firman Tuhan adalah dasar kehidupan. Dan hati nurani yang murni adalah hati nurani yang seirama dengan kebenaran Firman Tuhan. Firman Tuhan harus merasuk dan memenuhi hati nurani, dan membuatnya menjadi peralatan moral yang membuat kita tidak kehilangan kemanusiaan kita, karena manusia benar-benar menjadi manusia ketika seluruh peralatan moral yang diletakkan Tuhan tersebut bekerja dengan benar.

Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. (1 Kor 8:7)
Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. (1 Kor 8:12)

Hati nurani yang lemah adalah salah satu penyakit hati nurani. Ini adalah situasi over sensitive, yang membuat seseorang mudah gelisah dan merasa bersalah karena tindakan sepele dari orang kristen lain yang dianggapnya salah, seperti yang terjadi pada jemaat Korintus di masa-masa awal kekristenan. Oleh sebab itu orang kristen yang sudah dewasa sebaiknya menjaga diri agar tidak melakukan sesuatu yang melemahkan hati nurani seorang yang lain yang berhati nurani lemah.

Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus, 
(1 Petrus 3 : 21)

Hati nurani yang najis adalah penyakit hati nurani yang menyebabkan hati nurani kehilangan akurasinya / ketepatannya. Hati nurani yang najis bisa dimurnikan dengan mengalami pembabtisan oleh Roh Kudus, sehingga hati nurani bisa menjadi hati nurani yang murni dan mempunyai akurasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Tuhan untuk berfungsi secara benar dan maksimal.

Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 
(Ibrani 10 :22)

Hati nurani yang jahat merupakan penyakit hati nurani stadium tingkat tinggi dan mematikan. Dalam situasi ini, hati nurani tidak bisa lagi disebut sebagai hati nurani lagi. Segala hal yang dilakukan oleh seorang dengan hati nurani jahat selalu mengarah kepada kejahatan dan sudah kehilangan sensitifitasnya secara total. Oleh sebab itu pesan Rasul Paulus tetap menjadi relevan sampai hari ini untuk tetap menjaga kemurnian hati nurani sampai akhir.

Bagaimana cara kita untuk tetap menjaga kemurnian hati nurani ?


Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. 
(Kis 24 :16)


1. Hati nurani harus dididik dalam kebenaran firman Tuhan secara terus menerus, setiap hari, agar Firman Tuhan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri dan hati nurani. Dan hati nurani mempunyai sistem nilai yang sama dengan nilai-nilai firman Tuhan

2. Jangan keraskan hati jika Roh Kudus mengingatkan ada dosa yang perlu dibereskan, baik itu dosa terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap Tuhan.

Memang sulit untuk menjaga hati nurani di jaman ini, tetapi jika hati nurani yang murni adalah sebuah dasar untuk kehidupan yang penuh kedamaian dan ketenangan, dan memungkinkan kita untuk hidup dalam kepenuhan suka cita dalam Kristus Yesus, maka layaklah hal tersebut untuk diusahakan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, sampai hati nurani yang murni menjadi “Saya” atau “Kita” secara tak terpisahkan.

Be Salt and Be Light ! Take care of your conscience !



Related Post



Tidak ada komentar: