Pembicara : Pdt Guana Tanjung
Salt & Light Community tanggal 14 April 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : Perjalanan Transformasi dalam Doa Bapa Kami
Doa Bapa Kami adalah sebuah perjalanan rohani untuk bertumbuh dalam pengenalan Tuhan. Doa Bapa Kami menunjukkan sebuah proses tranformasi rohani setiap umat Tuhan, pemahaman tentang doa ini akan membawa kita semua menuju sebuah transformasi melalui sebuah “path” yang ada di dalam doa Bapa Kami.
Doa Bapa Kami di awali dengan pengakuan dan pengenalan kita akan Tuhan sebagai Bapa. Dan di akhir Doa Bapa Kami diakhiri dengan penyembahan Tuhan sebagai Raja. Artinya ujung perjalanan rohani setiap umat Tuhan adalah sebagai Imam dan Raja, sebagai mempelai dalam hubungan cintanya dengan Sang Raja di Sorga. Karena isi kerajaan Sorga adalah Imam dan Raja meskipun dalam perjalanan rohani tersebut kita akan mengalami transformasi sebagai Anak-Murid-Mempelai-Iman dan Raja. Doa Bapa Kami adalah sebuah tranformasi pengenalan dari Tuhan sebagai Bapa menuju Tuhan sebagai Raja. Transformasi dari kita sebagai anak, menuju kita sebagai Imam dan Raja.
Tuhan Sebagai Bapa
Kehadiran Tuhan pertama kali dalam kehidupan kita adalah sebagai Bapa. Tetapi Yesus membawa kepada kita sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh agama yaitu Kerajaan Sorga. Melalui kematianNya Yesus menghubungkan realita manusia dengan realita Surga yang terputus karena dosa. Dan Roh Kudus membuat apa yang dilakukan Yesus berlaku sampai hari ini melintasi ruang dan waktu. Dia hadir sebagai Bapa, dan ketika kita mengalami kehadiranNya, kita dipanggil untuk mengalami dimensi Kerajaan Surga pada hari ini. Apa yang disampaikan oleh Firman Tuhan bukanlah sebuah masa lalu tetapi merupakan realita hari ini.
Memiliki Hati Anak
Memiliki hati anak adalah hal pertama untuk mengenal Dia sebagai Bapa. Memiliki hati anak adalah Percaya Dia Baik. Ketidakpercayaan menghalangi kita untuk masuk dalam dimensi surga. Trauma-trauma yang mengakibatkan ketidakpercayaan kepada Bapa harus dibersihkan dari hati agar seseorang mampu mengalami hati sebagai anak.
Menjadi Murid
Menjadi murid adalah sebuah proses selanjutnya. Di dalam proses ini kita harus mengerti tentang diampuni dan mengampuni. Pengampunan adalah bahasa murid. Seseorang harus bisa melewati ini untuk bisa mencapai tahap selanjutnya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu (ulangan 30:19) Ayat ini merupakan kesimpulan dari semua Firman yang menyatakan bahwa hal utama bukanlah tentang benar dan salah, melainkan tentang kehidupan dan kematian. Jadi kita berbicara pengampunan bukan dalam ranah benar dan salah. Kita memberi dan menerima pengampunan karena satu hal, yaitu karena kita memilih untuk mengambil kehidupan. Mempertahankan sebuah kebenaran atau kesalahan adalah sebuah keadilan dalam cara pandang manusia. Tetapi keadilan tanpa sebuah pengampunan atau diampuni adalah pemilihan terhadap sebuah kematian. Tuhan memanggil kita untuk memilih kehidupan.
Mempelai dan Putra (Iman dan Raja)
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
And hath made us kings and priests unto God and his Father; to him be glory and dominion for ever and ever. Amen.
(Wah 1 : 5-6)
Tuhan mati di atas kayu salib bukan untuk memanggil kita sekedar sebagai anak, tetapi selanjutnya kita dipanggil menjadi Imam dan Raja. Imam mempunyai akses untuk menjangkau surga, dan Raja mempunyai kuasa untuk memerintah di bumi. Keduanya mewakili kefemininan (imam) dan maskulinitas (Raja).
Tugas Tuhan adalah membawa kita ke Surga, sedangkan tugas kita adalah membawa surga ke bumi (Datanglah KerajaanMu di bumi seperti di Surga). Pemahaman ini membawa kita dalam sebuah transformasi kehidupan dari ditebus, menjadi anak, dan menjadi Imam dan Raja. Dengan dua hak untuk mengakses Surga dan Memerintah di bumi. Hal ini memberikan kita kemampuan untuk merubah situasi kehidupan kita dengan apa yang ada dalam dimensi Kerajaan Surga. Kita bisa bertindak dengan Kuasa Tuhan dalam kehidupan.
Kerajaan Tuhan dihadirkan dengan peperangan, dan untuk bisa melakukan peperangan kita harus bisa menyembah, dan untuk bisa menyembah kita harus memiliki mezbah, dan di atas mezbah harus ada korban. Mezbah adalah pusat penyembahan yang harus dibangun setiap hari. Seorang penyembah adalah seorang Imam, karena penyembahan berbeda dengan pujian. Pujian berada pada tingkat jiwa, sedangkan penyembahan berada dalam tingkat roh. Ini adalah sebuah tatanan yang harus dimengerti dalam sebuah proses transformasi. From sons to kings and priests.
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu (Maz 103 ; 2-3). Orang awam hanya menerima darah, tetapi Imam mengalami diampuni, dibersihkan, dan dan diurapi. Pengampunan, kesembuhan, dan kelepasan adalah satu paket keimamam. 3 Hal yang telah dilakukan Yesus di atas kayu salib tersebut harus dialami untuk mencapai tingkat keimaman.
Keterhubungan kita sebagai imam dan raja akan membawa kenormalan surga (mukjizat, kesembuhan, kesehatan, kemakmuran, keajaiban) menjadi kenormalan yang berlaku di bumi. Jika semua sudah disediakan bagi kita, maka tugas kita adalah menjangkaunya sesuai dengan petunjuk dari Firman Tuhan dan petunjuk akses yang sudah diberitakan kepada kita. Jika kita peka akan frekuensi tersebut, kita dapat mencapai transformasi yang dimaksudkan oleh Tuhan.
Be Salt and Be Light ! Be KINGS AND PRIESTS !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar