Halaman

Senin, 15 September 2014

Ringkasan Kotbah : Ketakutan

Ringkasan kotbah
Pembicara : Pdm. Paulus Abednego
Salt & Light Community tanggal 07 September 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : Ketakutan


Kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat, ini hari-hari yang terakhir, siapkan hati untuk melekat pada Tuhan, agar kita siap ketika Tuhan Yesus datang kembali.
Setiap orang pernah mengalami ketakutan, dari tingkat biasa, sampai tingkat ketakutan yang luar biasa yang berimbas pada kondisi fisik. Ketakutan tidak berbentuk benda padat, tetapi kehadirannya nyata dan dialami oleh setiap orang yang hidup di dunia ini.

Bagaimana kita mengatasi ketakutan ?

Ketika kita mengalami kondisi tertentu yang menyebabkan ketakutan dalam kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang kita beraksi terhadap ketakutan tersebut. Tetapi tidak semua reaksi dan tindakan yang kita lakukan merupakan solusi terhadap sebuah rasa ketakutan. Mungkin kita bisa menang atas ketakutan pada suatu saat, tetapi di saat yang berikutnya, kita menjadi lemah dan tidak mampu mengatasinya.

Jadi bagaimana solusi terhadap ketakutan ?

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
(1 Yoh 4:18)

Kasih yang sempurnalah yang membuat seseorang mampu mengatasi ketakutan.

Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
(1 Yoh 4 : 16)

Pada waktu kita dipenuhi oleh kasih, maka segala ketakutan akan lenyap. Tuhan adalah kasih, pada waktu kita bertemu dengan Tuhan, maka ketakutan akan menyingkir.

Apa yang membuat kita merasa takut ?

1. Karena kita tidak pernah menerima kasih
Jika seseorang tidak pernah mengalami dicintai atau dikasihi, maka seseorang tersebut akan selalu hidup dalam sebuah ketakutan. Pengkhianatan dan hal-hal yang membuat kita tersakiti,entah itu dari orang tua atau siapapun adalah hal yang menyebabkan seseorang merasa tidak pernah menerima kasih. Kita harus minta Bapa segala kasih untuk memulihkan kondisi itu agar kita bisa menerima sebuah kasih yang sempurna.
Anak-anak harus bisa melihat sebuah suasana penuh kasih dalam rumahnya. Suasana yang penuh kasih dalam sebuah rumah (home) akan membuatnya mempunyai jiwa yang aman dan memiliki kehidupan yang bebas dari ketakutan.
Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
(Yeremia 31:3)

2. Karena kita merasa memiliki / merasa punya (posesif)
Hal ini sama seperti dengan dua orang, yang satu miskin yang satu kaya. Ketika pencuri datang, maka tentunya yang bisa mengalami ketakutan adalah yang memiliki kekayaan karena rasa kepemilikannya.

Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;  dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. (1 Kor 7 : 29-32)

Rasa memiliki menciptakan ketakutan, yaitu rasa takut akan kehilangan apa yang merasa dimilikinya. Perasaan tersebut bisa menguasai pikiran dan membuat kita hidup dalam ketakutan.

Dalam bahasa Ibrani tidak terdapat kata “memiliki”, apa yang terdapat dalam bahasa tersebut adalah “Dipercayakan atau mempercayakan”. Rasa posesif yang berlebih adalah sumber ketakutan-ketakutan  yang kita alami. Apa yang ada pada diri kita adalah apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Pemahaman tentang hal ini akan membebaskan kita dari rasa takut akan sebuah kehilangan atas apa yang kita rasa memilikinya.

Seseorang bisa kehilangan apapun, tetapi jika dia mempunyai sikap hati bahwa Tuhanlah yang memilikinya, maka ketakutan tidak akan menguasai.

3. Kita merasa takut akan apa yang dikatakan orang lain terhadap kita

Orang lain selalu mempunyai pendapat apapun tentang orang lainnya. Omongan orang lain sering mengalihkan fokus kita dari kehendak Tuhan. Memperhatikan apa yang akan dikatakan orang lain akan membuat ketakutan datang. Dengarkan Firman Tuhan dan lakukan dengan konsisten, maka kita akan melihat pikiran kita lebih terfokus pada apa yang harus kita lakukan sesuai Firman Tuhan.

Membaca Firman Tuhan dengan teratur, adalah hal yang harus terus menerus dilakukan untuk membuat pikiran kita dipenuhi oleh kekuatan Firman Tuhan.

4. Terlalu berpikir jauh ke depan

Berpikir jauh  ke depan bukanlah hal yang salah, tetapi menjadi salah jika kita berusaha melihat apa yang akan terjadi di depan dan kemudian mengkhawatirkannya secara luar biasa. Dalam peristiwa dan langkah-langkah kecil yang kita syukuri dan lakukan, maka masa depan akan bisa dilalui tanpa rasa takut yang menguasai. Tuhan tidak pernah meninggalkan, dan Dia yang membimbing langkah demi langkah.
Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
(1 Yoh 4 : 17)

Sama seperti kita mempercayakan hidup kita kepada pilot ketika menaiki pesawat terbang, demikian juga dalam perspektif yang lebih besar, kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Yesus telah melakukan hal yang luar biasa di kayu salib menjadi bukti bahwa kita tidak perlu hidup dalam ketakutan. Ketidakpercayaan kita terhadap Tuhan membuat kita hidup dalam ketakutan. Kita punya Tuhan yang luar biasa, percayalah.

Be salt and Be Light ! Fear Not ! 


Related Post



Tidak ada komentar: