Halaman

Minggu, 21 September 2014

Ringkasan Kotbah : IMAN

Ringkasan kotbah
Pembicara : Pdt. Rudi Sirait
Salt & Light Community tanggal 14 September 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : IMAN

Iman - Batah (Ibrani) – Pistin/Pisteo (Yunani) secara hurufiah atinya adalah kepercayaan kepada sesuatu atau keteguhan batin. Tetapi Yakobus mengatakan bahwa Iman tanpa perbuatan adalah mati, jadi iman bukan sekedar percaya atau berbicara tentang keteguhan batin. Orang beriman ditandai dengan perbuatannya.

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;  Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."  Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. (Kejadian 12 :1-5)

Ada tiga hal yang perlu kita cermati mengenai ciri / sifat dari iman :

1. Ketaatan

Pada suatu ketika Abraham mendapatkan perintah dari Tuhan untuk pergi ke suatu tempat yang tidak diketahuinya. Perintah ini bisa saja membuat Abraham tidak taat, tetapi Abraham tahu, jika Tuhan memberikan perintah, maka perintah tersebut pasti mampu untuk dilakukannya. Secara bisnis Abraham sudah mapan di daerahnya, pergi meninggalkan sebuah bisnis mapan dalam usia 75 tahun pastilah membutuhkan sebuah ketaatan. Perintah Tuhan pasti mengandung sebuah janji, yaitu janji berkat atas ketaatan dan kutuk atas ketidaktaatan. Ini sebuah hukum yang sama dengan hukum tabur tuai.
Pada ayat yang ke-4 terlihat Abraham tidak mengulur waktu untuk menaati perintah Tuhan, Abraham bergegas melakukan perjalanan seperti yang difirmankan Tuhan. Tindakan Abraham adalah sebuah definisi ketaatan yaitu melakukan seperti yang difirmankan Tuhan. Sebuah ketataan yang tidak berdasarkan atas rasa takut pada manusia. Taat tolok ukurnya adalah Firman Tuhan / perintah Tuhan.

2. Mau mengalah

Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. (Kej 13:6)

Negeri Palestina menjadi sempit karena banyaknya harta rombongan Abraham, ini adalah efek dari ketataan Abraham, karena Abraham taat, maka hidupnya diberkati sesuai janji Tuhan. Tetapi harta yang bertambah, selalu mempunyai dua sisi, harta bisa menjadi berkat tetapi juga bisa menjadi laknat. Abraham adalah seorang yang tidak berubah dalam kerendahan hatinya. Semakin Abraham menjadi kaya, semakin Abraham menjadi mudah untuk mengalah, seperti hal berikut ini :

Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."
(Kej 13 : 7-9)

Di sini tampak benar sifat rendah hati Abraham yang mau mengalah dalam perselisihan tersebut. Mengalah bukan kekalahan, mengalah dalam Tuhan adalah kemenangan. Lot memilih Sodom, sebuah daerah yang terlihat subur dan meninggalkan Abraham pada tanah yang nampak kering kerontang, tetapi Sodom menjadi tempat yang hancur karena hukuman Tuhan. Mengalah adalah sebuah tantangan sekaligus menjadi ciri dari sebuah iman.

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
(Roma 5:5)
Agape atau kasih dari Surga adalah penanda kehidupan yang harus dikobarkan di tengah sistem dunia yang   berpandangan berbeda mengenai tindakan mengalah / mengampuni. Hati Bapa / Kasih Allah telah diberikan di dalam hati kita untuk mampu melakukannya.

3. Rela untuk diberikan kepada Tuhan
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
(Kej 22:1)

Mencoba - dalam bahasa Indonesia bisa berarti negatif yaitu mengusahakan seseorang untuk jatuh dalam ke dosa, tetapi dalam bahasa asli dalam ayat di atas artinya adalah menguji. Menguji yang dimaskud oleh Tuhan bukan untuk menjatuhkan tetapi menaikkan level iman Abraham kepada level selanjutnya. Dan ini yang terjadi :

 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
(Kej 22:2)

Mengapa Tuhan ingin mengambil anak Abraham yang disayanginya dan satu-satunya ? Dalam tafsiran bebas, mungkin dalam kondisinya hati Abraham mulai sedikit beralih dari cintanya kepada Tuhan karena kehadiran anaknya tersebut. Tuhan adalah Tuhan yang mempunyai sifat yang pencemburu, pengalihan perhatian dari Dia seperti harta akan membuatNya cemburu dan menginginkan hati kita sepenuhnya.
Harta dan segala berkat adalah titipan Tuhan, kita adalah hanya pengelolanya. Secara rohani keluarga, harta dan sebagainya adalah milik Tuhan, kiranya hal tersebut tidak mengalihkan hati kita terhadap Tuhan. Memberi artinya memastikan bahwa apa yang kita berikan akan memberi kebaikan kepada yang kita beri, ini adalah sebuah keseimbangan dalam memberi.


Be Salt and Be Light, get the Faith understanding !


Related Post



Tidak ada komentar: