Halaman

Kamis, 12 Desember 2013

Anak Allah Lambang Perjanjian


Ringkasan kotbah

Pembicara : Pdt Donny Tatimu

Salt & Light Community tanggal 9 Desember 2013

Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun

Judul : Anak Allah Lambang Perjanjian

Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
(Galatia 4 : 6-7)
Hubungan pertama yang diperkenalkan oleh Tuhan Yesus kepada kita adalah mengenai hubunganNya dengan Tuhan di Surga sebagai seorang Bapa dan Anak. Yesus sebagai anak dan Tuhan di Surga sebagai Bapa. Dengan cara ini Yesus juga menyatakan hubungan kita dengan Tuhan di Surga adalah juga hubungan antara Bapa dan anak.

Hubungan ini begitu istimewa dan menjadi salah satu pesan utama dalam apa yang diajarkan Tuhan Yesus ketika masih hidup sebagai manusia di bumi. Meskipun pada kenyataannya, Maria Ibu Yesus tidak pernah memberikan informasi apapun kepada Yesus mengenai tanda-tanda dan peristiwa-perisitiwa yang menyertai kelahiranNya. Tetapi pada usia 12 tahun, dalam peristiwa di bait Allah, Tuhan Yesus telah menunjukkan hubungan ini dan menyatakan kesadaranNya sebagai seorang Anak dari BapaNya di Surga dengan menyatakan “Aku sudah ada dalam rumah Bapaku”. Oleh sebab itu Paulus dalam suratnya kepada umat di Galatia menyatakan : “.....maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!". Artinya bukan kita yang memanggilNya Bapa, melainkan ROH KUDUS yang ada di dalam diri kitalah yang membuat kita dapat memanggilNya “Bapa”.

Pernyataan hubungan ini tidak didahului oleh pernyataan hubungan sebagai Tuan dan Hamba, atau Raja dan warga negara. Tetapi lebih dahulu dinyatakan sebagai Bapa dan Anak, meskipun kedua status yang sebelumnya juga adalah benar. Mengapa pernyataan hubungan antara Bapa dan anak ini menjadi yang pertama dan penting ?

Seseorang dalam hidupnya mungkin tidak selalu berkesempatan menjadi seorang istri atau suami, atau berkesempatan menjadi seorang ayah atau ibu. Tetapi siapapun tidak dapat menolak bahwa dalam hidupnya, kita, mereka, atau dia adalah seorang ANAK. Semua orang adalah ANAK dan tidak ada seorang pun yang lahir ke dunia ini bukan sebagai seorang ANAK.

Kalau status keseluruhan umat manusia terletak pada status sebagai ANAK, maka artinya KEUTUHAN manusia terletak / diletakkan pada satu status yaitu : ANAK. Kemampuan ilahi untuk menyebut “Ya ABBA ya Bapa akan membuat kita UTUH sebagai manusia. Itu sebabnya pengertian mengenai hubungan ini menjadi begitu penting.

ABBA adalah panggilan intim seorang anak kepada ayahnya yang menggambarkan sebuah cinta yang ada dalam hubungan tersebut, sedangkan Bapa adalah status resmi yang menggambarkan hirarki dan martabat antara ayah dan anaknya. Keutuhan seorang manusia selalu didasarkan atas ada atau tidak adanya kedua hal ini, yaitu : CINTA dan MARTABAT.

Hubungan antara Bapa dan Anak seperti yang diajarkan Tuhan Yesus adalah sebuah lambang perjanjian (perjanjian Keanakan). Penolakan terhadap perjanjian ini atau terhadap lambang yang menyertainya akan membuat kehidupan seorang manusia tidak lagi utuh, seperti dalam peristiwa-peristiwa yang dicatat oleh Alkitab berikut ini :

1. Daud dan Mefiboset (2 Sam 19 : 30)

Mefiboset adalah keturunan raja Saul dari garis Yonathan. Mefiboset mendapat kasih Daud dan memberikannya sebuah cinta dan martabat. Daud menerima Mefiboset sebagai keluarga (lambang cinta) dan ladang (lambang martbat) Tetapi dalam peristiwa ketika Daud baru pulang dari pelariannya, Mefiboset melakukan sebuah kesalahan dalam caranya memperlakukan sebuah lambang perjanjian. Mefiboset menolak dan menganggap ringan pemberian Daud yang sebetulnya adalah warisan yang diperoleh dari Yonathan, ayahnya. Penolakan ini memberikan sebuah sejarah lain dari kehidupan Mefiboset dalam hubungannya dengan Daud. Apa yang dilakukan Daud kepada Mefiboset adalah gambaran dari apa yang dilakukan Tuhan kepada kita. Penolakan terhadap warisan yang menjadi lambang Perjanjian adalah penolakan terhadap status hubungan antara Bapa dan Anak.

2. Simson

Apapun yang dilakukan Simson terhadap kehidupannya tidak mempengaruhi kekuatan yang diberikan Tuhan kepadanya. Tetapi ketika Simson menyentuh lambang perjanjiannya yaitu rambutnya, maka kekuatannya hilang. Penolakan terhadap lambang perjanjian adalah penolakan terhadap status hubungan antara Bapa dan Anak.

3. Tabut perjanjian dan Usa

Usa menyentuh lambang perjanjian dengan tidak semestinya, meskipun motivasi dan perbuatannya baik, tetapi tidak menyelamatkannya dari akibat kemarahan Tuhan. Sikap yang tidak semestinya terhadap lambang perjanjian adalah sebuah pelanggaran terhadap status hubungan antara Bapa dan Anak.

4. Esau

Esau menolak hak kesulungannya demi semangkuk kacang merah, dan Tuhan membencinya. Hak kesulungan adalah sebuah lambang perjanjian. Penolakan terhadap lambang perjanjian adalah penolakan terhadap status hubungan antara Bapa dan Anak.

5. Musa

Musa yang sabar menjadi begitu temperamental menghadapi sifat bangsa Israel yang luar biasa mengesalkan. Ketika Tuhan memerintahkan untuk berbicara kepada batu karang, Musa dengan emosi meluap menghantam batu karang dua kali dengan tongkatnya. Dan Musa kehilangan kesempatannya memasuki tanah Kanaan. Batu karang adalah lambang perjanjian yang menggambarkan Yesus sebagai juru selamat manusia. Sikap yang tidak semestinya terhadap lambang perjanjian adalah sebuah pelanggaran terhadap status hubungan antara Bapa dan Anak.

6. Ananias dan Safira

Ananias dan Safira menolak Roh Kudus yang menjadi lambang perjanjian Gereja dan Tuhan dengan berbohong dalam hadiratNya. Penolakan terhadap Roh Kudus adalah penolakan terhadap status terhadap hubungan antara Bapa dan Anak.

Mari kita menghormati Roh Kudus sebagai lambang perjanjian yang sudah diletakkan Tuhan kepada kita sebagai GerejaNya di jaman ini. Perdalam hubungan dengan Roh Kudus sampai kita menemukannya sebagai sebuah kenyataan yang alami dalam kehidupan sehari-hari.

Yang harus kita lakukan :

1. Menyadari dalam keseharian bahwa kita adalah Anak dan Tuhan adalah Bapa.

2. Menghormati hubungan (perjanjian keanakan) sebagai Bapa dan Anak serta lambang-lambang yang menyertainya.

3. Menyadari bahwa Roh Kudus adalah lambang perjanjian dan Dia ada di dalam hati kita yang terdalam dan hidup dalam keseharian bersamaNya.

Selamat bertumbuh, Tuhan Yesus memberkati.

Related Post



Tidak ada komentar: