Halaman

Minggu, 23 November 2014

Ringkasan Kotbah : Mujizat di Kana

Ringkasan kotbah
Pembicara : Pdt Andrew
Salt & Light Community tanggal 17 November 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : Mujizat di Kana

Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;  Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. (Yoh 2 : 1-2)

Angka 3 dalam interpretasi alkitab merupakan simbol dari kebangkitan. Dan dari ayat 2 kita belajar sebuah prinsip bahwa ketika Yesus diundang sebagai partner untuk setiap bagian dari kehidupan kita, maka di sana sebuah kebangkitan sedang dimulai.

Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba. (Yoh 2 : 3-4)

Yesus sedang mengajarkan sebuah prinsip yang sangat berkuasa bahwa untuk setiap mujizat ada waktunya. Kita sedang diajar untuk mengenal waktu dan musimnya Tuhan. Ketika kita mengenal hal ini kita tidak akan pernah kecewa. Dan kita akan tahu kapan waktu yang tepat bagi kita untuk berkembang.
Hal lain yang perlu kita pahami adalah bahwa pada waktu itu Yesus berkata - "tidak" kepada Maria. Tetapi Maria mengetahui sesuatu, Maria mengenal karakter Yesus dengan baik. Kedekatan dan keintiman dengan Yesus adalah dasar penting untuk terjadinya mujizat.
Sebuah urapan adalah hal yang nyata dan tidak bisa terjadi dengan sebuah kepura-puraan. Ketika sebuah urapan datang maka hal itu akan mengubah kehidupan kita dengan luar biasa.

Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
(Yoh 2 : 5)

Pada saat itu Maria berkata kepada pelayan-pelayan bukan sebagai ungkapan kekesalan karena habisnya anggur, tetapi Maria sedang membuka sebuah kemungkinan terjadinya mujizat pada saat itu. Ini merupakan sebuah respon yang excellent dari Maria. Bagaimana kita berespon akan menentukan bagaimana sebuah mujizat akan terjadi pada diri kita. Maria tidak mengeluhkan situasi tersebut, tetapi Maria bergerak jauh melampaui situasi kacau di pesta tersebut karena habisnya anggur. Mujizat bisa terjadi ketika kita memposisikan diri untuk bergerak melampaui kegagalan dan kekecewaan kita terhadap situasi pada sebuah pengharapan akan terjadinya mujizat, seperti Maria telah melakukannya di pesta di Kana tersebut. Apapun kegerakan Tuhan yang sedang kita inginkan, kita harus tahu bagaimana kita memposisikan diri kita (bersikap) di hadapan Tuhan. Ketika posisi kita tepat, maka kita akan menang.

Sebuah pola pikir yang harus kita pahami adalah bahwa kita sering menunggu Tuhan untuk bergerak, tetapi sebenarnya Tuhan sedang menunggu kita untuk bergerak. Ketika kita bergerak bersama dengan Roh Kudus, kita akan tahu apa yang harus dilakukan. Dia akan mewahyukan tentang apa yang harus dilakukan.
Ketika kita bergerak bersama Roh Kudus, kita bergerak dari realitas alami kita kepada realitas supranatural kita. Kita harus bergerak dalam realitas supranatural lebih dari realitas natural kita untuk melihat Tuhan bergerak untuk sebuah mujizat. Maria hidup dalam realitas tersebut, dia peka dan paham akan naturalnya Tuhan. Sehingga dia bisa berkata "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" Kita bisa mengetahui kehendak Tuhan dengan membaca dan berdoa sesuai dengan Firman Tuhan yang kita dapatkan, sehingga kita tidak akan salah dalam bergerak.

Selanjutnya kita harus bergerak / berlari dengan kata-kata rhema. Alkitab ditulis dengan logos, tetapi rhema adalah bagian Firman Tuhan yang menjadi hidup, dan menjadi sesuatu yang khusus bagi kehidupan kita. Hal itu disebut rhema. Ketika hal itu terjadi taatilah Firman Tuhan tersebut, dan mujizat akan terjadi.

Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
(Yoh 2 : 6-7)

Di sini kita melihat sifat alami Tuhan yang selalu ingin memberikan kepada kita kelimpahan. Kita harus memposisikan diri untuk menerima. Kita harus memiliki bejana yang besar untuk menerima kelimpahan tersebut. Kalau kita bergerak dalam Roh, berdoa dalam Roh, membaca Firman Tuhan, maka kita sedang mengembangkan manusia roh kita. Sama seperti tubuh berkembang karena makanan, demikian juga manusia roh dibangun karena makanan dari Firman Tuhan. Tuhan siap untuk memberi, dan kita harus mempersiapkan diri untuk menerimanya sesuai dengan kapasitas kita untuk menerimanya.

dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang” (Yoh 2 : 10)

Tanpa melihat seberapa besar kesalahan dan kekalahan kita di masa lampau, tetapi jika kita menjangkau Yesus, maka kita akan menerima anggur baru yang segar.

Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya (Yoh 2 : 11)

Kata kemuliaan (doksa) artinya kebaikan Tuhan. Ketika Yesus datang dalam kehidupan kita, maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan dalam mujizat dalam kehidupan kita.

Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.  Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya.
(Yoh 11 : 17-18)

Di sini kita melihat sebuah pernyataan lagi bahwa Tuhan selalu bekerja pada waktuNya. Tuhan tidak pernah terlambat, Dia selalu tepat waktu.

Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang engkau minta kepada-Nya."
Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
(Yoh 11 : 21-23)

Seperti Marta, sebagian besar orang terlalu hidup dan menyesali masa lalu, dan gagal untuk hidup pada saat ini. Dalam Tuhan tidak ada situasi yang tanpa harapan, selalu ada pengharapan dalam setiap situasi. Dia selalu mengatakan seperti hal ini “Saudaramu akan bangkit."

Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
(Yoh 11 : 24)

Ini adalah pandangan umum orang Yahudi tentang kebangkitan, yaitu bahwa kebangkitan selalu akan terjadi di masa depan. Tetapi kita perlu mengerti bahwa Yesus memberikan sebuah jawaban yang segar untuk iman kita sebagai berikut :

Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
(Yoh 11 : 25)

Yesus sedang mengatakan bahwa kebangkitan bukan sesuatu yang akan terjadi, tetapi di manapun Yesus berada, maka di situ kuasa kebangkitan terjadi. Yang harus kita lakukan adalah percaya. Sesuai dengan iman kita, maka itu yang akan terjadi dalam hidup kita.
Tuhan tidak pernah melawan hukumNya. Dan hukum Tuhan melampaui semua hukum, termasuk hukum gravitasi yaitu : Sesuai dengan imanmu, maka hal itulah yang akan terjadi dalam hidupmu. Iman kita akan menarik hadirat Tuhan.

Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
(Yoh 11 : 38)

Kata masygul / meratap / grown dalam bahasa Yunani sangat dalam, yaitu bahwa Yesus berdoa di luar kekuatanNya. Ketika kita ingin melihat sebuah mujizat, kita harus keluar dari doa yang biasa-biasa menuju doa yang luar biasa yang penuh kekuatan. Kita harus secara khusus mencari Tuhan dengan penuh gairah.

Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
(Yoh 11 : 39)

Mengangkat batu artinya menyingkirkan semua halangan untuk terjadinya mujizat di hidup kita. Halangan terbesar adalah dipikiran kita, tempat iblis menyerang kita. Seperti Marta, tidak bisa melihat pewahyuan yang sedang dilakukan Yesus.
Kita harus mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang membangun iman kita. Kelilingi hidup kita dengan orang-orang yang spiritual, maka hidup kita akan menjadi hidup yang spiritual dan memperkuat iman kita. Jangan biarkan orang menghilangkan imanmu. Keluarkan pikiran negatif dan percayai Tuhan dengan segenap hati.

Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
(Yoh 11 : 41)

Kita harus berdoa seperti Yesus berdoa, yaitu dengan penuh otoritas. Doa yang disertai keyakinan yang penuh dan percaya bahwa Tuhan sedang mendengarkan doa kita.

Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
(Yoh 11 : 43)

Dalam ayat ini Yesus tidak sedang berdoa, tetapi sedang memerintahkan sesuatu untuk terjadi. Ini adalah kuasa untuk memerintahkan. Kita bisa memerintahkan kepada setiap situasi kita di dalam nama Yesus, untuk membuat setiap situasi tersebut ditaklukkan dan mujizat terjadi.

Be Salt and Be Light ! Experience the miracle !




Related Post



Tidak ada komentar: