Halaman

Minggu, 30 November 2014

Ringkasan Kotbah : Percaya Walau Doa Belum Dijawab

Ringkasan kotbah
Pembicara : EV. Edwin Susanto
Salt & Light Community tanggal 24 November 2014
Tempat : Gedung Ramayana – Jalan Pahlawan Madiun
Judul : PERCAYA WALAU DOA BELUM DIJAWAB
Percayakah Anda bahwa Tuhan selalu bekerja dalam setiap situasi kita, entah itu baik atau buruk ? Percayakah Anda bahwa Tuhan sedang membentuk kita seperti membentuk sebuah penjunan dan menghilangkan setiap kerikil dari penjunan tersebut sehingga menjadi ciptaan yang indah luar biasa ?

Kepercayaan kita terhadap Tuhan seharusnya bukan sekedar percaya secara biasa-biasa, kepercayaan yang naik turun berdasarkan situasi yang kita hadapi. Tuhan menghendaki kita percaya sepenuhnya, sebuah kepercayaan yang terus menerus, seperti seorang pembalap yang terus tancap gas tanpa kendor. Sebuah kepercayaan terhadap Tuhan yang tidak bisa dihentikan oleh setiap situasi. Hingga Anda tiba pada finish yang dikehendaki Tuhan.

Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah. (Yoh 6 : 29)

Kita sudah diajarkan bahwa kalau kita meninggalkan dunia ini, kita akan masuk Surga, tetapi Tuhan menghendaki kita tidak berhenti percaya sampai di sana saja.

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia (Percayakanlah persolanmu sehari-hari) (Kol 2 : 6)

Selain kepercayaan global (tentang keselamatan), Tuhan menghendaki kita untuk percaya secara khusus dengan keyakinan penuh yang tak tergoyahkan, bahwa Tuhan juga bekerja dalam kehidupan kita sehari-hari dalam setiap bidang kehidupan kita.

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Kor 12 : 7-10)

Paulus adalah seorang mantan penganiaya Yesus yang kemudian melayani Yesus secara luar biasa. Sekian banyak catatan luar biasa tentang Paulus kita temui dalam Alkitab. Tetapi dalam keluarbiasaannya dia tetap seorang manusia biasa. Ada duri dalam hidupnya, yang ditafsirkan sebagai penyakit yang ada di tubuhnya dan tidak bisa sembuh hingga Paulus wafat.  Dari pengalaman Paulus kita bisa mempelajari beberapa hal sebagai berikut :

1. Bahwa tidak semua penyakit atau masalah adalah karena dosa.
Dari kebenaran di atas kita tahu bahwa ketika penyakit atau masalah datang, tidak selalu disebabkan oleh dosa. Ketika Yesus dan murid-muridNya bertemu seorang buta, murid-murid Yesus bertanya kepada Yesus karena dosa apakah sehingga orang tersebut mengalami kebutaan (sesuai dengan konsep pemikiran Yahudi tentang kutukan). Konsep ini yang sering masuk pikiran kepada umumnya orang Kristen sehingga kita mempunyai anggapan seperti di atas jika sebuah masalah terjadi pada seseorang.  Bisa saja sebuah masalah terjadi karena dosa, tetapi tidak selalu seperti itu. Karena itu hal ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar penilaian untuk sebuah situasi yang dihadapi seseorang. Jadikan hal ini sebagai bahan untuk intropeksi diri sendiri.

2. Tidak semua doa dijawab YA oleh Tuhan.
Sama seperti Paulus berdoa hingga tiga kali untuk penyakitnya, dan tidak ada jawaban dari Tuhan. Demikian pula kita harus paham bahwa tidak semua doa yang kita panjatkan dijawab YA oleh Tuhan. Ini sebuah kebenaran yang tidak enak, tetapi pemahaman ini akan membuat kita lebih mampu menghadapi kenyataan di luar mimbar gereja. Hal ini terjadi pada Musa, Daud, dan tokoh-tokoh lain dalam Alkitab. Seringkali Tuhan tidak menjawab doa kita supaya kita tidak sombong. Kita bersyukur bahwa tidak semua doa dijawab, karena jika hal itu terjadi maka akan terjadi kekacauan dalam kehidupan. Setelah Paulus memeriksa hatinya maka Paulus bisa memahami kehendak Tuhan dalam hidupnya.

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Peristiwa Getsemani juga berbicara tentang hal ini. Pergumulan luar biasa Yesus di taman Getsemani diakhiri dengan penyerahan Yesus kepada kehendak Bapa, dan keselamatan terjadi bagi seluruh umat Manusia.

Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik

Ada orang yang karena imannya mendapatkan semuanya, ada juga yang karena imannya tidak mendapatkan janji Allah (menderita). Kekekalan adalah hal yang jauh lebih penting daripada hal yang kita lihat di dunia ini. Umur manusia sekitar 80 tahunan, kita tidak kekal di dunia ini. Oleh sebab itu mulailah fokus pada kekekalan dan lebih mendekatlah pada pengenalan akan Tuhan. Hal yang lain akan disediakan oleh Tuhan, bukan untuk berfoya-foya dalam kesenangan, melainkan untuk kemuliaan Tuhan. Pahami kebenaran ini agar kita bisa menyikapi dengan benar apa yang terjadi dalam hidup kita.

Be Salt and Be Light ! Trust Him !




Related Post



Tidak ada komentar: